Andien Aisyah – Foundation

Logo Andien Aisyah Foundation Cdn
Menu
  • About Us
  • Our Program
  • Latest News
  • Blog
  • Donations
  • Video
Setali Typeface
Menu
  • Contact
Logo Andien Aisyah Foundation Cdn
Logo Andien Aisyah
  • About Us
  • Our Program
  • Donations
  • News
  • Blog
  • Video
  • Contact
About Us
Program
News
Logo Andien Aisyah
Andienaisyahfoundation Logo 04
  • About Us
  • Our Program
  • Latest News
  • Blog
  • Donations
  • Video
About Us
Program
News

Sande Nusantara – Rangkaian Kisah Baik dalam Sehelai Kain

February 13, 2025
Sande Nusantara Rangkaian Kisah Baik Dalam Sehelai Kain

Sande Nusantara Rangkaian Kisah Baik Dalam Sehelai Kain

Kata “sande” berasal dari Bahasa Bali di Indonesia yang memiliki arti senja atau waktu peralihan dimana matahari mulai terbenam. Sande Nusantara merupakan social enterprise yang terdiri dari pemberdayaan pengrajin batik tulis maupun tenun ikat, memiliki komitmen terhadap fashion berkelanjutan dengan fokus khusus pada penggunaan pewarna alami untuk batik dan tenun.

Sande berdedikasi terhadap karya yang ramah lingkungan dapat dilihat dari hasil kreasi Sande yang dinamis dan rumit. Tidak hanya menunjukkan bakat dari pengrajin yang menciptakan namun juga mempromosikan perpaduan harmonis antara tradisi, inovasi dan kesadaran lingkungan. Memberdayakan pengrajin batik tulis dilakukan oleh Sande Nusantara untuk mendapatkan upah yang layak, penyediaan alat dan bahan pengerjaan, dan publikasi karya dengan mengekpos semua pengrajin atau artisan yang terlibat dalam pengerjaan sebuah karya.

 Berkolaborasi dengan elemen-elemen baru untuk melestarikan dan mengenalkan kepada generasi muda dengan cara yang tidak membosankan. Memfasilitasi pengrajin atau artisan yang ingin melakukan riset seperti yang dilakukan pada tahun 2021 untuk mencoba menggunakan kopi sebagai zat baru untuk pewarna alam (menghasilkan warna coklat).

 Sande merupakan elemen penting bagi keberlangsungan industri batik tulis di Kota Pekalongan, beberapa pengrajin batik tulis mengharapkan pekerjaan atau project yang baru dari Sande setiap bulan dan tahunnya.  Pengrajin batik tulis pun merasa diapresiasi Ketika kami melakukan pengambilan video dan foto tiap prosesnya yang nantinya akan dipublikasikan di social media atau yang baru ini dipublikasi lewat video dan foto pada saat pameran Sande Nusantara “Batik : Weaving the Wonders of the Sea” di Fujiyoshida, Jepang bulan April 2024 lalu. Sande memiliki tujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi pengrajin batik tulis dengan berkurangnya limbah pada sungai karena menggunakan bahan yang ramah lingkungan seperti pewarna alam (indigo, tingi, bakau, secang dan sebagainya). Peningkatan pendapatan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kelayakan hidup bagi pengrajin batik tulis di Kota Pekalongan. Perubahan sedikit demi sedikit dilakukan adalah semata-mata untuk menginspirasi generasi muda dan masyarakat luas untuk ikut andil dalam melestarikan batik tulis agar batik tulis serta pengrajinnya dapat beregenerasi dengan baik.

Sepenggal Kisah Para Punggawa ‘Warisan’ dari Pekalongan

 Batik tulis merupakan warisan budaya Indonesia yang semakin hari kian terkikis oleh perkembangan teknologi, penciptaan wastra batik saat ini dipersingkat, dipercepat dan diproduksi secara besar-besaran dengan plagiarisme motif menggunakan teknik sablon atau dengan mesin printing.

 Setiap harinya di Pekalongan beribu meter tekstil yang dihasilkan oleh pengusaha kain printing yang berdampak pada lingkungan karena limbah industri yang dihasilkan mencemari sungai sekitar dan sumber air di kota hingga kabupaten Pekalongan hal ini dikarenakan para pengusaha tidak mengolah limbah terlebih dahulu dengan baik kemudian langsung membuangnya ke sungai, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat setidaknya 5 juta liter limbah setiap hari dihasilkan oleh industri batik printing di Pekalongan. IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang ada hanya mampu menampung 45% dari  limbah yang dikeluarkan industri batik printing perharinya sedangkan sisanya terbuang begitu saja di sungai.

 Melihat banyak sungai yang tercemar oleh limbah masyarakat kota Pekalongan lebih banyak menggunakan air tanah untuk keperluan sehari-hari ekstrasi air tanah yang berlebihan berdampak pada cepatnya penurunan permukaan air tanah namun banjir rob juga diperparah dengan baiknya permukaan air laut.

 Tak hanya itu, fenomena kain printing juga mempengaruhi perputaran roda ekonomi pengrajin batik tulis di kota Pekalongan proses batik tulis yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar (2-4 minggu tiap kainnya) dengan detail proses pembuatan yang rumit (nggambar, nyanting, ngewarna, ngelorod) pekerjaan ini membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi maka dari itu batik tulis lebih banyak dikerjakan oleh pengrajin perempuan yang lebih sabar dan telaten. Pengrajin batik tulis biasanya dihitung upah harian yang kemudian akan diberikan mingguan khususnya pada hari kamis.

Pengrajin batik yang mayoritas perempuan ini merupakan pekerja lepas harian maka tidak semua pengrajin mendapatkan project atau pekerjaan dari pengusaha batik. Bekerja dalam 8-10 jam perharinya duduk tegak dengan dingklik (kursi kecil) rata-rata pengrajin batik dibayar dengan upah Rp. 35.000 – Rp. 50.000 tiap harinya atau Rp. 1.300.000,- perbulannya sedangkan upah minimum kota Pekalongan adalah Rp. 2.389.801,-.

Karena rendahnya upah membatik di Kota Pekalongan pengrajin di kota Pekalongan pun mengalami kesenjangan ekonomi, dengan biaya hidup yang semakin tinggi, lingkungan tempat tinggal pengrajin sebagian besar berada di wilayah Pekalongan Utara wilayah pesisir bibir pantai utara dimana perkampungan pengrajin ini terkena imbas banjir rob disetiap bulannya salah satu sumber menyatakan bahwa lebih dari 1400hektar dan lebih dari 2000 keluarga terkena dampak banjir rob yang disebabkan oleh naiknya permukaan air laut setiap tahunnya.

 Berdasarkan alat pengukur penurunan permukaan tanah yang dipasang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 3 Oktober 2021 di salah satu desa Pekalongan Utara, per 18 Juli 2023 permukaan tanah sudah turun lima cm. Imbas covid-19 pada tahun 2019 menimbulkan kekacauan pada sektor ekonomi hal ini menimpa hampir seluruh pengusaha batik tulis dan pengrajin batik tulis di kota Pekalongan mereka berlomba-lomba untuk bertahan dan survive dengan beralih memproduksi kain printing yang kemudian hari memperburuk persoalan limbah.

 Persoalan tidak berhenti disitu saja, setelah terjun dilapangan beberapa kasus hutang juga melilit hampir sebagian besar pengrajin batik di kota Pekalongan, beberapa ditemui pengrajin batik yang terpaksa untuk mengambil kredit usaha rakyat demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dikarenakan upah yang tidak layak namun dikemudian hari  planning keuangannya tidak sesuai prediksi karena tiba-tiba pengusaha  yang biasanya memberikan pekerjaan tidak memberikan sanggan atau pekerjaan lagi, sanggan macet yang mengakibatkan pembayaran kredit tiap bulan menjadi macet berakhir dengan penyitaan aset-aset yang dimiliki oleh pengrajin batik tersebut.

 Batik tulis menjadi pengharapan bagi pengrajin batik di kota Pekalongan mereka sebagai punggawa penjaga warisan budaya Indonesia yang sayangnya upahnya minim, kehidupan yang kurang layak, dan kurang diberdayakan. Tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO mengakui Batik Indonesia merupakan warisan kebudayaan dunia tak benda. Produk kebudayaan ini merupakan bagian dari UMKM yang 90% nya dikerjakan di industri rumahan.

 Pengrajin batik tulis yang sebagian besar adalah perempuan mereka menjadi penopang ekonomi di kota Pekalongan bahkan Indonesia mengemban tugas berat menjaga warisan budaya yang semakin dilupakan dan bernafas tanpa regulasi-regulasi yang menuntun mereka. Sedangkan para pengusaha terkadang lupa untuk mendapatkan margin sebesar-besarnya saat menjual produk kebudayaan tersebut.

 Krisis pengrajin batik regenerasi sulit diupayakan apabila kelayakan upah ini tidak pernah diperbaiki yang kemudian akan menjadi mimpi buruk dikemudian hari seperti punahnya batik tulis di Indonesia.

 Runtuhnya regulasi perlindungan pengrajin batik pada tahun 1950an (berakhirnya Gabungan Koperasi Batik Indonesia) menjadi bukti bahwa hingga saat ini pemerintah kurang memperhatikan kesejahteraan pengrajin batik di Indonesia. Maraknya produksi kain printing baik secara manual menggunakan screen atau dengan menggunakan mesin menggerus batik tulis yang ramah lingkungan dengan penggunaan warna alami ataupun sintetis karena penggunaannya yang tidak berlebihan bahkan bisa digunakan berulang dan tidak langsung dibuang begitu saja.

 Distribusi batik dikuasai oleh pengusaha yang menciptakan gap harga terlalu tinggi demi margin yang tinggi tanpa memperhatikan kelayakan upah pengrajin. Dari data informasi publik Intranet pada tahun 2022 pengrajin batik tulis hanya berjumlah 294 orang. Upaya regenerasi yang dilakukan oleh pemerintah kota Pekalongan belum sepenuhnya dapat meningkatkan minat generasi muda untuk menekuni profesi membatik tulis dengan lemahnya regulasi yang mengatur tentang upah pengrajin, serta jaminan kesehatan yang tidak layak.

 Upaya pemerintah hanya sebatas mengadakan karnaval batik atau dengan menerapkan muatan lokal membatik sejak bangku TK ataupun SD. Regenerasi pengrajin batik tulis perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan industri batik hal tersebut juga dapat meningkatkan lapangan pekerjaan di Kota Pekalongan serta mendapatkan nilai yang lebih dalam menjaga dan melestarikan warisan kebudayaan Indonesia. Betapa berharganya menjaga batik tulis Indonesia meskipun dengan waktu, biaya yang dihabiskan tidak sedikit.

 Pemberdayaan dan kesejahteraan sudah selayaknya diberikan kepada pengrajin batik tulis sebagai garda terdepan dalam menjaga warisan budaya ini. Selain itu, hal terkecil bisa dimulai dari kebiasaan diri sendiri untuk mulai membeli produk batik cap atau batik tulis saja untuk menekan produksi kain printing supaya tidak semakin berlebihan.

Fc68c04a F1ee 4764 87b1 C1555eb73a5f
Setali Indonesia

Setali Indonesia adalah perusahaan sosial yang berdedikasi untuk menangani masalah limbah fesyen yang terus meningkat melalui daur ulang kreatif dari garmen yang dibuang dan sisa-sisa tekstil.

Previous Post

Fabrics Lab: Inovasi Material Berkelanjutan untuk Masa Depan

Next Post

Andien Bersama Nara Kreatif gelar wisuda ke-12, bukti dedikasi pendidikan inklusif

Related Posts

Press Conference Andien Rayakan 25 Tahun Perjalanan Musik Lewat Konser Suarasmara
News

Konser Suarasmara, Perayaan Musik, Seni dan Aksi Sosial

October 11, 2025
Warga Bantu Warga, Nada Kebaikan Dan Gerakan Peduli Sesama
News

Warga bantu Warga, Nada Kebaikan dan Gerakan Peduli Sesama

September 3, 2025
Andien Suarakan Identitas Budaya Lewat 'kita Berkebaya'
Blogs

Andien Suarakan Identitas Budaya Lewat ‘Kita Berkebaya’

July 24, 2025
Andien Ini Cara Jaga Kesehatan Mental
Blogs

Andien : Ini Cara Jaga Kesehatan Mental

June 3, 2025
Setali Indonesia, Andien Aisyah Foundation Dan Ashta District 8 Gelar Workshop Upcycle
News

Setali Indonesia, Andien Foundation dan ASHTA District 8 Gelar Workshop Upcycle

March 19, 2025
Voluntrip Andien Aisyah Panti Asuhan Jaksel
News

Bersama Kitabisa.com, Andien Aisyah Berbagi di Panti Asuhan

March 11, 2025
Andien Aisyah Bernyanyi Bersama Wisudawan Yayasan Nara Kreatif
News

Andien Bersama Nara Kreatif gelar wisuda ke-12, bukti dedikasi pendidikan inklusif

February 15, 2025
Fabrics Lab Inovasi Material Berkelanjutan Untuk Masa Depan
Blogs

Fabrics Lab: Inovasi Material Berkelanjutan untuk Masa Depan

January 30, 2025
View this post on Instagram

A post shared by Warna-Warna (@pameranwarnawarna)

Andienaisyahfoundation Logo 04

Designed by 24 Hour Indonesia

About Us

Program

News

Blog

Get Involved

How it Works

About Us

Program

News

Blog

Get Involved

How it Works

Andienaisyahfoundation Logo 04

Designed by 24 Hour Indonesia

2804